IdentifikasiSifat Garam Apabila air jeruk sebagai asam dengan air kapur sebagai basa dicampur, maka saat diuji dengan kertas lakmus, warna kertas lakmus tidak berubah. Campuran semacam ini termasuk garam. Pada reaksi kimia, apabila asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan garam dan air, reaksi ini disebut reaksi penggaraman. 4. IDENTIFIKASILARUTAN ASAM BASA DAN GARAM Disukai Diunduh 6 Dilihat 34 luring RPP ini merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan topik klasifikasi unsur, senyawa dan campuran dengan sub topik identifikasi larutan asam basa dan garam dengan menggunakan metode praktikum serrta dilaksanakan secara luring di sekolah Suka Laporkan Bookmark pQhicQV. Apa yang kamu rasakan ketika kamu mencicipi jeruk nipis? Jeruk nipis itu berasa masam, bukan? Pernahkah kamu berpikir dari mana asalnya rasa masam itu? Pada jeruk nipis terdapat zat kimia yang disebut dengan asam sitrat yang bersifat asam. Asam banyak kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sifat asam ini mudah dikenali dari rasanya yang masam. Coba sebutkan buah-buah lain yang kira-kira bersifat asam. Kebanyakan basa adalah mineral yang bereaksi dengan asam untuk menghasilkan air dan garam. Basa dapat menetralisir asam melalui reaksi dengan ion hidrogen. Contoh basa yang sering kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah pasta gigi. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai cara mengenali suatu zat atau larutan bersifat asam, basa atau garam dengan dua jenis indikator, yaitu indikator alami dan indikator buatan. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam Di antara berbagai zat yang ada di alam semesta ini, asam, basa, dan garam merupakan zat yang paling penting yang diamati oleh para ahli kimia. Asam, basa, dan garam tersebar luas di alam semesta dan banyak digunakan baik di industri maupun rumah tangga. Beberapa contoh zat asam yang banyak sekali berperan di bidang industri adalah asam sulfat H2SO4 dan asam nitrat HNO3. Selain itu, di rumah tangga kamu juga mengenal air soda yang merupakan asam karbonat H2CO3. Di dalam perutmu juga terdapat asam yang disebut asam klorida HCl. Jumlah asam klorida HCl dalam perutmu sedikit, tetapi asam klorida HCl ini merupakan asam yang sangat penting dalam proses pencernaan. Di antara contoh basa yang ada di alam semesta, basa yang sudah banyak dikenal adalah soda api NaOH dan amoniak NH3. Adapun garam yang paling dikenal adalah natrium klorida NaCl atau garam dapur. Garam ini digunakan secara luas dalam bidang industri ataupun rumah tangga. Garam ini terdapat dalam air laut dan juga di dalam aliran darah kita. Nah, bagaimanakah sifat-sifat asam, basa dan garam itu? Sifat-sifat larutan asam adalah sebagai berikut. Rasanya masam. Menghantarkan arus listrik. Jika dilarutkan akan melepaskan ion hidrogen H+. Mengubah lakmus biru menjadi merah. Bersifat korosif terhadap logam. Untuk menyelidiki bahwa asam mampu menimbulkan karat korosi pada logam, cobalah dengan mencelupkan paku yang terbuat dari besi/baja ke dalam larutan cuka. Jika kamu biarkan, lama kelamaan paku itu akan berkarat. Asam asetat CH3COOH yang terdapat dalam cuka tidak terlalu keras, tetapi dalam keadaannya yang sangat pekat asam ini mampu melepuhkan kulit. Sifat-sifat larutan basa adalah sebagai berikut. Terasa licin jika terkena kulit. Menghantarkan arus listrik. Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida OHΒ―. Mengubah lakmus merah menjadi biru. Menetralkan larutan asam. Basa dapat dibagi atas basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa bergantung pada kemampuan melepaskan ion OHΒ― dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Contoh basa kuat adalah natrium hidroksida NaOH dan kalium hidroksida KOH, sedangkan contoh basa lemah adalah amoniak NH3. Garam mempunyai sifat yang berbeda dengan asam dan basa. Sifat-sifat larutan garam adalah sebagai berikut. Menghantarkan arus listrik. Tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun biru. Nah, untuk mengidentifikasi sifat larutan asam, basa, dan garam kamu dapat menggunakan indikator. Indikator ini dapat berubah warna ketika ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam dan basa dapat berupa indikator buatan, seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter atau indikator alami, seperti bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis. 1. Identifikasi Asam, Basa dan Garam dengan Indikator Buatan Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam, basa, dan garam, antara lain kertas lakmus, kertas indikator, bahan indikator, dan pH meter. Bagaimana kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam? Kertas lakmus ada dua jenis yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah jika dicelupkan dalam larutan asam maka akan tetap berwarna merah begitu juga jika dicelupkan dalam larutan netral atau garam. Akan tetapi kertas lakmus merah akan berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa. Adapun kertas lakmus biru akan berwarna merah jika celupkan dalam larutan asam, tetapi akan tetap berwarna biru jika dicelupkan dalam larutan basa atau netral. Jadi larutan asam memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa membirukan kertas lakmus merah. Kertas lakmus merah dan biru tidak akan berubah warna dalam larutan netral atau garam. Selain kertas lakmus kita juga dapat menggunakan indikator buatan yang lain seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel Indikator Buatan Beserta Trayek pH No. Indikator Trayek pH Perubahan Warna 1. Fenolftaleine 8,3 – 10,0 Tak bewarna ke merah 2. Bromtimol biru 6,0 – 7,6 Kuning ke biru 3. Metil merah 4,4 – 6,2 Merah ke kuning 4. Metil jingga orange 3,1 – 4,4 Merah ke kuning Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1 – 14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada yang berupa kertas. Indikator universal selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1 – 14. Cara menggunakan indikator universal adalah ● Mencelupkan kertas indikator universal dalam larutan yang akan diselidiki pH-nya atau menambahkan beberapa tetes indikator universal dalam larutan yang diselidiki pH-nya. ● Mengamati perubahan warna dan membandingkan dengan warna standar. Untuk jenis indikator larutan, jika dimasukkan dalam larutan yang bersifat asam, basa atau garam yang memiliki pH berbeda-beda akan memberikan warna-waran yang berbeda pula. Perhatikan tabel di bawah ini. Tabel Perubahan Warna Indikator Universal Larutan pH Warna Indikator Universal ≀ 3 Merah 4 Merah jingga 5 Jingga 6 Kuning 7 Hijau kekuningan 8 Biru kehijauan 9 Biru β‰₯ 10 Ungu Sedangkan jika menggunakan indikator universal bentuk kertas untuk mengetahui sifat asam, basa atau garam adalah dengan cara mencelupkan kertas tersebut ke dalam larutan yang hendak kita ketahui pHnya. Kemudian warna yang muncul dicocokkan dengan cakram warna standar yang terdapat pada kemasan indikator tersebut. Larutan bersifat netral jika pH = 7, larutan bersifat asam jika pH 7. 2. Identifikasi Asam, Basa dan Garam dengan Indikator Alami Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat antara lain kulit manggis, bunga sepatu, dan kubis ungu, bunga pacar air, bungan nusa indah, dan kunyit. Untuk menjadikan indikator alami, maka kulit manggis, bunga sepatu, dan kubis ungu terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan menambahkan air. Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman. Selain itu, dengan menggunakan ekstrak kubis ungu akan diperoleh hasil yang lebih baik, karena dapat dapat memberikan gradasi warna dari merah tua pada suasana asam kuat hingga kuning pada suasana basa kuat, seperti tampak pada tabel berikut ini. Tabel Penggunaan Warna Indikator Kubis Ungu Sifat Larutan Warna Indikator Asam kuat Merah Asam sedang Jingga Asam lemah Merah keunguan Netral Ungu Basa lemah Kehijauan Basa sedang Hijau muda Basa kuat Kuning Adapun dari berbagai larutan ekstrak bunga sepatu, bunga pacar air, bunga nusa indah, kunyit, dan kubis ungu apabila dimasukkan dalam larutan yang bersifat basa dan asam, hasilnya adalah seperti pada tabel berikut ini. Tabel Perubahan Warna Berbagai Jenis Indikator Alami No. Ekstak Bunga Warna Basa Asam 1. Bunga sepatu Kuning Merah 2. Bunga pacar air Kuning Merah 3. Bunga nusa indah Kuning Merah 4. Kunyit Merah Kuning 5. Kubis ungu Kuning Merah tua Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun garam netral. Tahukah kamu bagaimana cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat? Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami. Berikut ini adalah cara menguji sifat larutan. 1. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Kertas Lakmus Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral garam tidak berubah warna. Bagian-bagian kertas lakmus dapat kalian lihat pada ilustrasi berikut ini. Agar kamu lebih paham mengenai cara menentukan larutan bersifat asam, basa atau netral, silahkan kamu lakukan kegiatan percobaan atau eksperimen berikut ini. Eksperimen 1 Identifikasi Larutan Asam, Basa, dan Garam Menggunakan Kertas Lakmus Tujuan Mengidentifikasi larutan asam, basa, dan garam menggunakan kertas lakmus Alat dan Bahan ● Gelas plastik/gelas kimia ● Pelat tetes ● Pipet tetes ● Kertas lakmus ● Bahan-bahan kimia dalam kehdupan sehari-hari, seperti cuka, air aki, the, sabun, kapur, air sumur, garam, dan air jeruk. Petunjuk Kerja 1. Kumpulkan bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari yang berupa bahan padat atau larutan. 2. Larutkan bahan-bahan yang padat tersebut ke dalam air. 3. Masukkan atau celupkan kertas lakmus ke dalam cekungan-cekungan pelat tetes. 4. Teteskan dengan pipet tetes asam, basa, dan netral dari bahan-bahan tersebut pada lakmus yang terdapat di dalam cekungan pelat tetes. 5. Catat hasil pengamatan dalam tabel dan klasifikasikan bahan-bahan tersebut berdasarkan sifatnya. 6. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan dan susunlah laporannya seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel Hasil Pengamatan Identifikasi Larutan dengan Kertas Lakmus No. Bahan-Bahan Hasil Pengamatan dengan Lakmus Asam Basa Netral 1. Larutan cuka 2. Air jeruk 3. Air aki 4. Larutan gula 5. Larutan sabun 6. Larutan kapur 7. Air teh 8. Air sumur 9. Larutan garam dapur Pertanyaan 1. Apa yang terjadi pada kertas lakmus jika ditetesi dengan larutan asam, basa, atau larutan netral? 2. Mengapa larutan yang netral tidak dapat menunjukkan perubahan warna pada lakmus? 2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami Percobaan yang telah kamu lakukan di atas adalah mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam, basa atau netral dengan menggunakan kertas lakmus. Adakah cara lain untuk mengidentifikasi suatu larutan? Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan sendiri di rumah, yaitu dengan menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa. Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu dalam keadaan netral. Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman. Agar kamu lebih paham mengenai bagaimana caranya menentukan sifat larutan asam, basa dan garam dengan indikator alami, lakukanlah eksperimen berikut. Eksperimen 1 Identifikasi Larutan Asam, Basa, dan Garam Menggunakan Indikator Alami Tujuan Mengidentifikasi larutan asam, basa, dan garam dengan menggunakan indikator alami Alat dan Bahan 1. Lumpang dan alu 7. Air kapur 2. Corong 8. Air suling 3. Tabung reaksi 9. Larutan NaOH 4. Pipet tetes 10. Larutan HCl 5. Gelas ukur 11. Larutan garam dapur NaCl 6. Bunga berwarna atau bahan alam 12. Larutan cuka Petunjuk Kerja 1. Siapkan bermacam-macam bunga berwarna atau bahan alam misalnya bunga sepatu, bunga mawar, kunyit, bougenvile, dan bunga kana 2. Siapkan lumpang dan alu. 3. Tumbuklah bahan-bahan tersebut dengan menggerusnya dan tambahkan air Β± 5 mL. Kemudian, amati indikator warnanya. 4. Siapkan 5 tabung reaksi yang berisi larutan yang akan diuji 5. Masukkan masing-masing 1 mL ekstrak ke dalam 5 tabung reaksi. 6. Masukkan masing-masing 5 tetes larutan cuka ke dalam tabung reaksi 1, larutan natrium klorida ke dalam tabung 2, dan larutan natrium hidroksida ke dalam tabung 3. Amati perubahan warna indikator dalam larutan. 7. Lakukan dengan cara yang sama untuk ektrak bahan lain dan dalam larutan lainnya. 8. Catat perubahan warna indikator alami tersebut ke dalam tabel 9. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan, kemudian diskusikan dengan teman satu kelompok. No. Indikator Alami Warna Indikator Mula-Mula Warna Indikator Dalam Larutan Asam Cuka Garam NaOH 1. Bunga sepatu 2. Kunyit 3. Bunga kana 4. Bunga mawar 5. Bunga bougenvile Pertanyaan 1. Perubahan warna apa yang terjadi pada ekstrak yang ditetesi dengan larutan asam, basa atau larutan netral? 2. Mengapa larutan yang netral tidak dapat menunjukkan perubahan warna pada ekstrak? Soal Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan indikator asam basa? 2. Sebutkan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi larutan asam, basa, dan garam! Jelaskan masing-masing cara tersebut! 3. Bagaimanakah sifat lakmus merah dan lakmus biru pada larutan asam, basa, dan garam? 4. Sebutkan bahan-bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator alami? Info Kimia… pH dan Rambut Rambut normal memiliki pH sekitar 5, jadi bersifat asam lemah. Pada pH ini, rambut terasa lembut, kuat, dan sehat. Larutan basa membuat rambut menjadi kusam, mudah patah atau menjadi keriting. Untuk membersihkan rambut, kita menggunakan shampo. Umumnya shampo bersifat basa, karena shampo terbuat dari senyawa basa dengan minyak atau lemak. Senyawa yang bersifat basa dapat merusak rambut kita, sehingga kadang kita menggunakan kondisioner setelah memakai shampo. Kondisioner berisi senyawa yang bersifat asam lemah, seperti asam sitrat. Hal ini bertujuan untuk menetralkan kelebihan senyawa basa yang tertinggal dari pemakaian shampo. Identifikasi Asam, Basa dan Garam Sifat larutan dapat ditunjikkan dengan menggunakan indicator asam-basa,yaitu zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, dan netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indicator atau larutan alami. Identifikasi dengan kertas lakmus Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna. 2. Identifikasi dengan indicator alami Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa. Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu dalam keadaan netral. Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.